Vietnam Eksportir Kopi Terbesar Ke Dua
kopi vietnam - Ketika Anda berpikir perihal negara-negara penghasil kopi utama, kemungkinan besar Vietnam tidak terlintas dalam pikiran kita, yang terlintas di pikiran kita yaitu vietnam mengekspor beras dan jagung terbesar. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Vietnam telah melesat melalui peringkat pengekspor kopi dunia, kini yang kedua sehabis Brasil dengan berton-ton kopi yang diekspor secara nasional. Vietnam juga mengekspor kopi ke Indonesia walaupun Indonesia penghasil kopi dan mempunyai kebun yang luas.
Peningkatan pesat dari anonimitas total di dunia penghasil kopi ini ke kecakapan pengekspornya ketika ini telah menempatkan negara itu di sentra kontroversi ekonomi global, sebab negara-negara dari Kolombia ke Tanzania menyalahkan Vietnam sebab berkontribusi terhadap membengkaknya pasokan kopi dan jatuhnya harga. Tidak ada fakta kecil, mengingat bahwa kopi yaitu komoditas kedua yang paling banyak diperdagangkan di dunia, kedua sehabis minyak, berdasarkan TechnoServe.
Pendakian baru-baru ini di Vietnam di dunia yang tumbuh di kopi bukan pertama kalinya dalam perdagangan. Sebelum perang Vietnam, itu yaitu "eksportir utama," berdasarkan Scott Wilson dari Washington Post. Koloni Perancis memperkenalkan kopi ke kawasan dataran tinggi tengah negara pada final kurun ke-19, dan ini terbukti subur untuk menanam kopi. Antara bertahun-tahun perang di tanah dan pemerintah Komunis telah memerintah semenjak itu, kecakapan mengekspor kopi Vietnam menjadi sesuatu dari masa kemudian hingga awal 1980-an, ketika rahasia memasuki kembali pasar kopi global.
Tidak ibarat Eropa Timur dan bekas Uni Soviet, tidak ada runtuhnya pemerintahan Komunis yang dramatis di Vietnam. Sebaliknya, pemerintah Komunis telah mengambil langkah-langkah kecil menuju liberalisasi ekonomi, yang digambarkan sebagai "interpretasi yang agak Komunis terhadap ekonomi pasar kapitalis" oleh Henry Kamm di Dragon Ascending. Selangkah dengan perestroika Uni Soviet, pemerintah Vietnam mengizinkan doi moi, nama untuk langkah-langkah pengendalian reformasi ekonomi pada final 1980-an.
Ketika Amerika Serikat menormalkan korelasi diplomatik dengan Vietnam pada tahun 1995, AS telah mencabut hukuman perdagangan dengan negara tersebut. Produksi kopi nasional telah tumbuh dengan mantap pada pertengahan 1990-an, tetapi kini panggung itu diatur untuk sebuah demam emas pertanian. Dengan harga kopi global di tingkat tinggi yang memikat, jumlah ruang pertumbuhan yang terus meningkat di dataran tinggi dikhususkan untuk semak kopi, di mana mereka telah berkembang beberapa dekade sebelumnya.
Produksi kopi Vietnam hampir tiga kali lipat dalam empat tahun, naik dari 3.938 60 Kg tas kopi yang diekspor pada 1995 menjadi 11.264 60 Kg tas pada 1999, berdasarkan CoffeeResearch.
Hampir semua kopi yang ditanam di Vietnam yaitu varietas Robusta, salah satu dari dua jenis utama kopi yang ditanam di dunia, yang lain yaitu Arabika. Kami memperkirakan bahwa Robusta terdiri dari kurang dari seperempat produksi kopi dunia, dan menggambarkannya sebagai “lebih besar lengan berkuasa dari tumbuhan Arabika, tetapi menghasilkan minuman rasa rendah dengan kandungan kafein yang lebih tinggi.” Para penikmat kopi cenderung oke dengan evaluasi ini Robusta sebagai kopi mandiri, meskipun allotting yang mempunyai tempatnya dalam adonan tertentu, terutama dalam espresso.
Meskipun bukan satu-satunya sumber banjir pasar global, Vietnam telah memainkan tugas utama dalam peningkatan pasokan kopi global, dan pasar telah memperhatikan. Harga kopi robusta anjlok pada kurun ke-21 perdagangan US $ 0,054 per pon di pasar New York pada Januari 2000, nilai robusta turun hampir setengahnya pada Maret 2001, turun menjadi US $ 0,031 per pon, berdasarkan CoffeeResearch.org. Pada Mei 2001, Asosiasi Kopi Internasional mengadakan konferensi yang didedikasikan untuk mengatasi "situasi kritis pasar kopi dunia ketika ini."
"Situasi kritis" ini mempunyai aneka macam macam dampak. Artikel Wilson menggambarkan skenario di mana banyak petani kopi Kolombia beralih ke pabrik koka yang lebih menguntungkan tetapi kurang terlisensi, tidak bisa lagi menghasilkan keuntungan dari menanam kopi. Kenyataan faktual dari kekuatan pasar mengancam akan menciptakan kopi menumbuhkan perjuangan yang tidak menguntungkan di seluruh Amerika Latin. “Semakin banyak petani kopi kehilangan uang sebab pendapatan tidak menutupi biaya produksi mereka, dan situasinya terang tidak berkelanjutan,” kata Peter A. Reiling, Presiden dan CEO TechnoServe, forum amal berbasis di Connecticut yang bekerja dengan negara berkembang. .
Bukan hanya tentangan ekonomi Vietnam di pasar global yang telah terkena dampak Vietnam menemukan dirinya sendiri terhuyung-huyung dari dampak output kopi yang hyperinflated. Siaran pers dari Kedutaan Besar Vietnam ke AS menyampaikan bahwa dalam lebih dari dua tahun, harga ekspor kopi negara itu telah jatuh 57 persen di pasar dunia, dan memperkirakan bahwa para petani Vietnam telah kehilangan total kolektif VND 15 miliar dari penurunan harga kopi dan beras.
Untuk mengatasi dilema ini, pemerintah Vietnam telah membeli dan menimbun kopi yang ditanam di dalam negeri. Juga, pada bulan Agustus 2001, Vietnam menandatangani Perjanjian Kopi Internasional di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City.
Peningkatan pesat dari anonimitas total di dunia penghasil kopi ini ke kecakapan pengekspornya ketika ini telah menempatkan negara itu di sentra kontroversi ekonomi global, sebab negara-negara dari Kolombia ke Tanzania menyalahkan Vietnam sebab berkontribusi terhadap membengkaknya pasokan kopi dan jatuhnya harga. Tidak ada fakta kecil, mengingat bahwa kopi yaitu komoditas kedua yang paling banyak diperdagangkan di dunia, kedua sehabis minyak, berdasarkan TechnoServe.
Pendakian baru-baru ini di Vietnam di dunia yang tumbuh di kopi bukan pertama kalinya dalam perdagangan. Sebelum perang Vietnam, itu yaitu "eksportir utama," berdasarkan Scott Wilson dari Washington Post. Koloni Perancis memperkenalkan kopi ke kawasan dataran tinggi tengah negara pada final kurun ke-19, dan ini terbukti subur untuk menanam kopi. Antara bertahun-tahun perang di tanah dan pemerintah Komunis telah memerintah semenjak itu, kecakapan mengekspor kopi Vietnam menjadi sesuatu dari masa kemudian hingga awal 1980-an, ketika rahasia memasuki kembali pasar kopi global.
Tidak ibarat Eropa Timur dan bekas Uni Soviet, tidak ada runtuhnya pemerintahan Komunis yang dramatis di Vietnam. Sebaliknya, pemerintah Komunis telah mengambil langkah-langkah kecil menuju liberalisasi ekonomi, yang digambarkan sebagai "interpretasi yang agak Komunis terhadap ekonomi pasar kapitalis" oleh Henry Kamm di Dragon Ascending. Selangkah dengan perestroika Uni Soviet, pemerintah Vietnam mengizinkan doi moi, nama untuk langkah-langkah pengendalian reformasi ekonomi pada final 1980-an.
Petani Vietnam |
Produksi kopi Vietnam hampir tiga kali lipat dalam empat tahun, naik dari 3.938 60 Kg tas kopi yang diekspor pada 1995 menjadi 11.264 60 Kg tas pada 1999, berdasarkan CoffeeResearch.
Hampir semua kopi yang ditanam di Vietnam yaitu varietas Robusta, salah satu dari dua jenis utama kopi yang ditanam di dunia, yang lain yaitu Arabika. Kami memperkirakan bahwa Robusta terdiri dari kurang dari seperempat produksi kopi dunia, dan menggambarkannya sebagai “lebih besar lengan berkuasa dari tumbuhan Arabika, tetapi menghasilkan minuman rasa rendah dengan kandungan kafein yang lebih tinggi.” Para penikmat kopi cenderung oke dengan evaluasi ini Robusta sebagai kopi mandiri, meskipun allotting yang mempunyai tempatnya dalam adonan tertentu, terutama dalam espresso.
Meskipun bukan satu-satunya sumber banjir pasar global, Vietnam telah memainkan tugas utama dalam peningkatan pasokan kopi global, dan pasar telah memperhatikan. Harga kopi robusta anjlok pada kurun ke-21 perdagangan US $ 0,054 per pon di pasar New York pada Januari 2000, nilai robusta turun hampir setengahnya pada Maret 2001, turun menjadi US $ 0,031 per pon, berdasarkan CoffeeResearch.org. Pada Mei 2001, Asosiasi Kopi Internasional mengadakan konferensi yang didedikasikan untuk mengatasi "situasi kritis pasar kopi dunia ketika ini."
"Situasi kritis" ini mempunyai aneka macam macam dampak. Artikel Wilson menggambarkan skenario di mana banyak petani kopi Kolombia beralih ke pabrik koka yang lebih menguntungkan tetapi kurang terlisensi, tidak bisa lagi menghasilkan keuntungan dari menanam kopi. Kenyataan faktual dari kekuatan pasar mengancam akan menciptakan kopi menumbuhkan perjuangan yang tidak menguntungkan di seluruh Amerika Latin. “Semakin banyak petani kopi kehilangan uang sebab pendapatan tidak menutupi biaya produksi mereka, dan situasinya terang tidak berkelanjutan,” kata Peter A. Reiling, Presiden dan CEO TechnoServe, forum amal berbasis di Connecticut yang bekerja dengan negara berkembang. .
Bukan hanya tentangan ekonomi Vietnam di pasar global yang telah terkena dampak Vietnam menemukan dirinya sendiri terhuyung-huyung dari dampak output kopi yang hyperinflated. Siaran pers dari Kedutaan Besar Vietnam ke AS menyampaikan bahwa dalam lebih dari dua tahun, harga ekspor kopi negara itu telah jatuh 57 persen di pasar dunia, dan memperkirakan bahwa para petani Vietnam telah kehilangan total kolektif VND 15 miliar dari penurunan harga kopi dan beras.
Untuk mengatasi dilema ini, pemerintah Vietnam telah membeli dan menimbun kopi yang ditanam di dalam negeri. Juga, pada bulan Agustus 2001, Vietnam menandatangani Perjanjian Kopi Internasional di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City.
Bahkan pemerintah Vietnam sepertinya bersedia mengakui bahwa ekspor kopi nasional, secara umum, mempunyai nilai yang lebih rendah daripada negara-negara lain. Siaran pers Kedutaan Vietnam yang disebutkan di atas mengakui bahwa "selama bertahun-tahun sekarang, Viet Nam telah memberi perhatian lebih besar untuk meningkatkan kuantitas produk pertanian ketika perlu lebih memperhatikan kualitas dan ajakan pasar dunia mereka."
Artikel lain Kedutaan menjelaskan bahwa " Perluasan perkebunan kopi di Dataran Tinggi Tengah Tay Nguyen dengan sedikit perhatian pada ekologi tanah menghasilkan penyakit tumbuhan kopi dan biji berkualitas rendah yang mendorong harga ekspor turun. ”Dalam sebuah pidato yang diberikan kepada Asosiasi Kopi Internasional, Doan Trieu Nhan, Ketua Asosiasi Kopi-Kakao Vietnam, mendeskripsikan rencana negara untuk mendiversifikasi pertumbuhan dan produksi kopi robusta yang jenuh di negara itu, sehingga semakin banyak arabika di wilayah utara negara itu.
Dengan demikian disepakati secara domestik dan internasional bahwa Vietnam perlu menarik perhatian pecinta kopi premium. Salah satu persembahan domestik Vietnam, "kopi musang," mempunyai potensi untuk menarik selera para peminum kelas atas di seluruh dunia. Kay Johnson menggambarkan sejarah penuh warna dari minuman ini di Straits Times. Kopi musang awalnya terbuat dari biji kopi yang sudah dimakan dan dikeluarkan oleh musang, meningkatkan rasa biji.
Sebuah rantai kedai kopi di Vietnam mengkhususkan diri dalam kopi musang, meskipun ketika ini buncis tidak pernah melihat kepingan dalam musang, melainkan melalui proses sintetis yang dimaksudkan untuk menyimulasikan pengaruh dari perjalanan melalui susukan pencernaan musang. Ternyata, itu sama bagusnya dengan yang asli. Sementara pemilik rantai ini telah merenungkan perluasan bisnisnya secara internasional, dengan mengutip kemungkinan waralaba di Jepang dan New York City, rantai tersebut tetap pribadi di Vietnam.
Sumber :
CoffeeResearch .org – Extensive online coffee reference site.
Artikel lain Kedutaan menjelaskan bahwa " Perluasan perkebunan kopi di Dataran Tinggi Tengah Tay Nguyen dengan sedikit perhatian pada ekologi tanah menghasilkan penyakit tumbuhan kopi dan biji berkualitas rendah yang mendorong harga ekspor turun. ”Dalam sebuah pidato yang diberikan kepada Asosiasi Kopi Internasional, Doan Trieu Nhan, Ketua Asosiasi Kopi-Kakao Vietnam, mendeskripsikan rencana negara untuk mendiversifikasi pertumbuhan dan produksi kopi robusta yang jenuh di negara itu, sehingga semakin banyak arabika di wilayah utara negara itu.
Dengan demikian disepakati secara domestik dan internasional bahwa Vietnam perlu menarik perhatian pecinta kopi premium. Salah satu persembahan domestik Vietnam, "kopi musang," mempunyai potensi untuk menarik selera para peminum kelas atas di seluruh dunia. Kay Johnson menggambarkan sejarah penuh warna dari minuman ini di Straits Times. Kopi musang awalnya terbuat dari biji kopi yang sudah dimakan dan dikeluarkan oleh musang, meningkatkan rasa biji.
Sebuah rantai kedai kopi di Vietnam mengkhususkan diri dalam kopi musang, meskipun ketika ini buncis tidak pernah melihat kepingan dalam musang, melainkan melalui proses sintetis yang dimaksudkan untuk menyimulasikan pengaruh dari perjalanan melalui susukan pencernaan musang. Ternyata, itu sama bagusnya dengan yang asli. Sementara pemilik rantai ini telah merenungkan perluasan bisnisnya secara internasional, dengan mengutip kemungkinan waralaba di Jepang dan New York City, rantai tersebut tetap pribadi di Vietnam.
Sumber :
CoffeeResearch .org – Extensive online coffee reference site.
Kami ingin mendengarkan masukan dan pengalaman dari anda, silahkan isi kolom komentar, jangan lupa share jikalau artikel ini sangat bermanfaat.
0 Response to "Vietnam Eksportir Kopi Terbesar Ke Dua"
Post a Comment